" Berjuang Dijalan Aksi Demontrasi Bukan Cari Sensasi "
Cari Berita

Pasang iklan

 

" Berjuang Dijalan Aksi Demontrasi Bukan Cari Sensasi "

Jumat, 12 Juni 2020


Oleh ; Edian Lubis


GERBANGNEWS NTB
Bima. - Berjuang dijalan Demonstrasi sangat  mahal bagi merekah yang paham dunia pergerakan atau bagi merekah yang memiliki Berjuang dijalan aksi demontrsi atas nama rakyat, bukan untuk menjadika diri pahlawan, bukan pula untuk sensasi tapi agar tuntutan nurani rakyat dapat dipenuhi oleh penguasa itu sendiri. Melainkan agar keadilan terwujud.

Disisi lain, moral gerakan harus dibangun sejak dalam niat dan nafas perjuangan agar gerakan tiidak terjual dengan rupia, agar rakyat tidak selalu jadi korban kepetingan para infiltrator  di balik gerakan bernafas pendek dan tidak tuntas.

Demi perjuangkan hak rakyat gerakan perlu dilakukan, namu alam akan mengutuk setiap bentuk penghianata gerakan yang tidak berkelanjutan.

Kepada penguasa dirimu jangan buta dan tuli  jangan pula menunggu dirimu dikutuk massa  baru tahu diri akan tanggu jawab kepemimpinamu terhadap rakyat. Segera hadir dan indahkan tuntutan rakyat itu sebelum amarah massa rakyat serentak memboikot jalan raya ditiap sudut desa. 

Tapi jika andah ingin daerah ini aman maka kewajiban andah segerah penuhi tuntutan rakyat seadil-adilnya  Kalau tidak akan dikutuk menjadi sampah  dengan gerakan dari rakyat.
Ingat, rakyat bukan tidak tahu akan tugas dan kewajiban pemimpin terhadap rakyat. Tapi sang pemimpin hari ini tidak ada rasa peduli terhadap rakyat, karena mata dan telinganya sudah sehingga merekah seenaknya mendindas rakyat. Maka telinga dan hatinya harus dicongkel terus dengan teriakan kutukan dari rakyat  melalui demokntasi.

Tuntutan nurani rakyat akan ikut mendukung penuh tiap gerakan moral yang murni, rakyat tidak pernah berhenti sebelum tuntutan dipenuhi. Pemuda dan mahasiswa terus membangun konsilidasi, kesadaran antara mahasiwa dan pemudah dan masyarkat itu sendiri, untuk melawan kojoliman yang dilakukan oleh pemimpin.

Wahai para pengerak, berhentilah  mengatasnamakan gerakan moral demi rakyat , sebab, teriakan teriakan atas nama rakyat akan menjadi dosa warisan sejarah, kehinaan para demontrasi. jika berakhir sikap kompromi yang ambil dan masuk angin penghianatan.  Asumsi dan tudingan pasti ada dalam dunia pergerakan apalagi di Bima menjelang pilkada, maka asumsi dan tudingan itu harus dijawab dengan sikap konsitensi aksi yang berkelanjutan. (**)